happy 22nd birthday to my wife

Tanggal 6 Mei menjadi hari yang spesial dalam hidup saya. Hari itu adalah ulang tahun istriku yang ke 22. Sejak pagi saya sudah memikirkan bagaimana cara membuat hari itu tetap istimewa meski dengan segala keterbatasan yang kami miliki. Kondisi keuangan sedang sulit dan saya tahu, saya belum bisa memberinya pesta meriah seperti yang pantas ia dapatkan.

Namun saya juga tahu satu hal, cinta tak diukur dari besar atau kecilnya perayaan, melainkan dari ketulusan dan niat baik di balik setiap usaha.

Saya menyisihkan uang seadanya, lalu saya pergi ke rumah seorang teman tempat di buatnya kue, di sana saya memesan kue ulang tahun yang paling murah, hanya satu lapis, dengan hiasan sederhana. Tapi di mata saya, kue itu sangat istimewa. Bukan karena tampilannya, tapi karena perjuangan di balik membelinya.

Sesampainya di rumah, saya memanggil istriku ke ruang tamu. Di sana saya menaruh satu pisau saja, tanpa balon, tanpa dekorasi, tanpa tamu. Hanya kami berdua, duduk berhadapan dalam kesederhanaan yang hangat.

Istriku, kata saya dengan suara lirih, saya tahu ulang tahunmu kali ini belum bisa dirayakan dengan meriah. Tapi saya ingin kamu tahu, saya sangat bersyukur memilikimu. Kamu adalah hadiah terbaik dalam hidupku.

Istriku tersenyum. Matanya berkaca-kaca, bukan karena kecewa, tapi karena haru. Ia menggenggam tangan saya dengan erat.

"Aku bahagia" katanya pelan. Bukan karena pestanya, tapi karena kamu ada dan kami berusaha. Itu sudah cukup bagiku."

Saya merasa dada saya hangat. Saat itu saya sadar, cinta sejati memang tak butuh pesta besar untuk dirayakan. Kadang, satu kue kecil dan doa tulus lebih berarti dari apapun.

Saya menatap matanya, lalu berjanji, kalau nanti saya punya rezeki lebih, saya akan rayakan ulang tahunmu dengan meriah. Akan ada kejutan, tawa dan semua yang layak kamu dapatkan. Tapi hari ini, biarkan saya memulai dengan yang sederhana.

Ia tersenyum dan mengangguk. Hari itu, kami makan kue bersama, saling bercerita dan tertawa kecil. Tak ada musik keras, tak ada sorotan lampu, tapi hati saya penuh cahaya.

Dan saya tahu, meski hari ini hanya ada satu kue murah, tapi di dalamnya ada rasa manis yang tak ternilai. Cinta yang tulus, harapan dan janji yang akan saya jaga.